Sungguh aneh jika para teroris itu mengatas-namakan aksinya sebagai jihad fii sabiililah. Apalagi mengaku ingin menegakkan syariat Islam. Karena justru dengan melakukan aksi-aksi terorisme mereka banyak melanggar syariat Islam. Mereka menerjang hal-hal yang dilarang agama dan mereka sulit melaksanakan ajaran-ajaran agama. Intinya, kalau dipikir-pikir para teroris itu sulit ber-Islam dengan benar. Misalnya:

  • Yang pertama jelas mereka telah melanggar hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

    لا ضرر و لا ضرار

    Janganlah kalian membahayakan dan saling merugikan” (HR. Ibnu Majah, Ad Daruquthni, di-hasan-kan An Nawawi dalam Al Ar’bain)

  • Para teroris akan berpikir ulang untuk melakukan shalat berjama’ah di masjid, karena wajah mereka terpampang di DPO (Daftar Pencarian Orang), salah-salah mereka akan dikenali warga yang shalat di masjid. Padahal shalat berjama’ah di masjid bagi laki-laki hukumnya fardhu ‘ain menurut pendapat yang terkuat.
  • Islam mengajarkan untuk menyambung tali silaturahim diantara kerabat yang masih ada hubungan keluarga. Para teroris tentu sulit melakukannya karena sanak keluarga mereka tentu sudah dipantau oleh polisi.
  • Islam mengajarkan bahwa suami wajib menafkahi keluarga secara materiil dan immateriil. Nafkah materiil saja sulit, karena tentu rekening mereka dan istri-istrinya dipantau polisi. Apalagi nafkah immateriil?? Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam saja berusaha adil para setiap istrinya dalam bermalam. Ini menunjukkan betapa pentingnya memberi nafkah immateriil pada keluarga.
  • Tatkala keluar rumah, mereka harus pandai bersembunyi, sehingga tidak bisa mengamalkan sunnah banyak tersenyum dengan orang lain dan menebarkan salam. Bahkan jika benar mereka memakai cadar ketika keluar, maka mereka melanggar larangan bertasyabbuh dengan lawan jenis. Laki-laki menyerupai wanita atau sebaliknya yang merupakan dosa besar.
  • Mereka melanggar larangan untuk membuat teror ditengah kaum muslimin yang hukumannya adalah hukuman mati atau diasingkan.
  • Dalam kejaran polisi disepanjang hidup mereka, bagaimana mungkin mereka bisa memperdalam ilmu agama? Mengikuti kajian-kajian Islam, belajar Islam secara terstruktur, belajar kepada para ulama. Bahkan para ulama saja tidak pernah berhenti belajar.
  • Agar tidak dicurigai warga, tentunya para teroris menghindari memakai pakaian yang Islami. Mereka akan berusaha berpenampilan seperti orang (awam) biasa. Padahal kita dianjurkan untuk menampakkan identitas ke-Islam-an kita ditengah-tengah masyarakat.
  • Agar wajah tidak dikenali warga dan polisi, mereka memotong habis jenggot. Padahal memotong jenggot hukumnya haram tanpa ada perbedaan pendapat di antara para ulama.

Jadi, pantaskan aksi mereka disebut jihad?

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

2 responses to “Para Teroris Itu, Sulit Berislam Dengan Benar”

  1. tulisan yang bagus ustadz…
    semoga mereka para teroris bisa sadar

  2. izin share ya ustadz..

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending