Pertanyaan:

إذا توفي عن المرأة المسلمة الموظفة زوجها، وهي في دولة لا تعطي لأي إنسان توفي عنه قريبه إجازة أكثر من ثلاثة أيام، فكيف تعتد في مثل هذه الظروف؛ لأنها إن قررت أن تعتد المدة المشروعة تُفصل من العمل، فهل تترك الواجب الديني من أجل اكتساب المعيشة؟

Wanita yang merupakan seorang pegawai negeri, suaminya meninggal, sedangkan ia berada di negara yang peraturannya tidak memberikan cuti lebih dari 3 hari bagi pegawai negeri yang kerabatnya meninggal, maka bagaimana ia menjalani masa iddah-nya dalam keadaan ini? Karena jika ia menjalani masa waktu iddah sesuai yang ditetapkan syariat, ia akan dipecat dari pekerjaan. Apakah boleh meninggalkan kewajiban agama demi mata pencaharian?

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjawab:

عليها أن تعتد العدة الشرعية، وتلزم الإحداد الشرعي في جميع مدة العدة، ولها الخروج نهاراً لعملها؛ لأنه من جملة الحاجات المهمة، وقد نص العلماء على جواز خروج المعتدة للوفاة في النهار لحاجتها، والعمل من أهم الحاجات، وإن احتاجت لذلك ليلاً جاز لها الخروج من أجل الضرورة؛ خشية أن تُفصل، ولا يخفى ما يترتب على الفصل من المضار إذا كانت محتاجةً لهذا العمل.

Ia wajib menjalani masa iddah yang disyariatkan, dan ia juga wajib mematuhi batasan-batasan syariat selama masa iddah. Namun ia boleh keluar di siang hari untuk bekerja, karena ia termasuk bentuk kebutuhan yang penting untuk ditunaikan. Para ulama menyatakan bahwa boleh bagi wanita yang menjalani iddah karena ditinggal wafat untuk keluar di siang hari guna memenuhi hajatnya. Dan pekerjaan itu termasuk kebutuhan yang urgen. Andaikan wanita tersebut harus keluar di malam hari pun, boleh baginya keluar karena darurat. Karena dikhawatirkan ia dipecat. Dan tidak ragu lagi jika ia dipecat akan menimbulkan bahaya baginya jika memang pekerjaan tersebut sangat dibutuhkannya.

وقد ذكر العلماء أسباباً كثيرة في جواز خروجها من منزل زوجها، الذي وجب أن تعتد فيه، بعضها أسهل من خروجها للعمل إذا كانت مضطرة إلى ذلك العمل والأصل في هذا قوله سبحانه: {فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ} [سورة التغابن، الآية 16]، وقول النبي صلى الله عليه وسلم: «إذا أمرتكم بأمر فأتوا منه ما استطعتم» (متفق على صحته). والله سبحانه وتعالى أعلم.

Dan para ulama telah menyebutkan banyak sebab yang membolehkan seorang wanita yang menjalani masa iddah untuk keluar dari rumah suaminya yang ia diwajibkan untuk ber-iddah di sana. Sebagian sebab tersebut lebih ringan daripada sebab pekerjaan. Jika memang sang wanita tersebut sangat butuh pada pekerjaannya, maka asal dari hal ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala (yang artinya): “bertaqwalah kepada Allah semampu kalian” (QS. At Taghabun: 16). Dan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “jika aku memerintahkan sesuatu pada kalian, maka lakukanlah semampu kalian” (Muttafaqun ‘alaih). Wallahu subhanahu wa ta’ala a’lam.

Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/47497

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending