Pertanyaan:

Bagaimana hukum menerima hadiah? Apakah menerima hadiah itu termasuk akhlak yang diajarkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjawab:

نعم. قبول الهدية من هدي النبي صلى الله عليه وسلم، حتى إن بعض أهل العلم قالوا: يجب قبول الهدية إذا تمت الشروط

Benar, menerima hadiah itu termasuk akhlak yang diajarkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa menerima hadiah itu wajib jika terpenuhi syarat-syaratnya.

الشروط هي أن لا يكون هذا المهدي ممن عرف بالمنة، أي أن لا يكون من المنانين؛ لأن قبول هدية من المنانين تحصل به الأذية؛ فقد يقوم هذا الشخص الذي أهدى بالكلام بين الناس بأني أهديت إلى فلان كذا وأهديت إليه كذا وما أشبه ذلك، ففي هذا الحال للإنسان مناص في عدم قبول الهدية؛ لأنها تؤدى لمن ذلك الشخص

Diantara syaratnya, orang yang memberi hadiah bukanlah orang yang dikenal suka melakukan al minnah, yaitu suka menyebut-nyebut hadiah yang ia berikan. Karena menerima hadiah dari orang yang suka menyebut-nyebut pemberian itu akan menimbulkan gangguan. Orang yang memberi hadiah tersebut kelak di tengah orang banyak akan mengatakan “saya pernah memberi si Fulan ini dan itu” atau semisalnya. Maka jika demikian keadaannya hendaknya seseorang memilih untuk tidak menerima hadiah. Karena akan menggiring pemberi hadiah (untuk melakukan al minnah).

ومنها أن يكون المهدي ماله حلال، فإن كان ماله حراماً فلا حرج على الإنسان أن يرد هديته اتقاء للمحرم. وإن كان في ماله حلال وحرام فليقبل الهدية ولا حرج عليه؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم قبل الهدية من اليهود وهم معروفون بأخذ الربا وأكل السحت

Dan syarat yang lain, pemberi hadiah hendaknya orang yang halal hartanya. Jika hartanya haram maka tidak tidak mengapa seseorang menolak hadiah darinya, dalam rangka menjaga diri dari harta haram. Jika hartanya bercampur antara halal dan haram, maka tidak mengapa menerima hadiah darinya. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah menerima hadiah dari orang Yahudi. Padahal mereka dikenal suka mengambil riba dan memakan harta haram.

ثم إنه ينبغي لمن قبل هدية أن يكافئ المهدي؛ فقد كان النبي صلى الله عليه وسلم يقبل الهدية ويزيد عليها. وقال: «من صنع إليكم معروفاً فكافئوه، فإن لم تجدوا ما تكافئونه فأدعوا له حتى تروا أنكم قد كافئتموه».

Kemudian hendaknya orang yang diberi hadiah membalas si pemberi dengan hadiah juga. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika diberi hadiah beliau senantiasa membalasnya dan bahkan dengan lebih banyak. Beliau bersabda: “Siapa saja yang memberikan sesuatu kebaikan padamu, maka balaslah yang sepadan. Jika kalian tidak memiliki sesuatu yang dapat membalasnya dengan sepadan, maka doakanlah ia hingga engkau memandang bahwa doamu tersebut sudah sepadan dengan pemberiannya“.

Sumber: http://binothaimeen.net/content/11820

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending