Allah ta’ala berfirman :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً

“Ketika Rabb-mu berkata kepada para Malaikat: Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi” (QS. Al Baqarah: 30).

Apa makna “khalifah di muka bumi”?

Ibnu Katsir menjelaskan dalam Tafsir-nya:

أي : قوما يخلف بعضهم بعضا قرنا بعد قرن وجيلا بعد جيل

“Maksudnya adalah, kaum yang bergantian dari generasi ke generasi, dari masa ke masa”.

Dari kata خلَفَ – يَخلُف yang artinya mengganti atau berganti. Oleh karena itu pemimpin khilafah disebut sebagai “khalifah” karena ia menggantikan pemimpin sebelumnya dan akan digantikan kelak.

Jadi makna ayat di atas, manusia itu terus bergantian. Setelah seseorang meninggal, diganti oleh keturunannya dan seterusnya. Setelah habis satu generasi, diganti oleh generasi setelahnya, dan seterusnya.

Ath Thabari rahimahullah juga menjelaskan:

أي مستخلف في الأرض خليفة ، ومصير فيها خلفا . وذلك أشبه بتأويل قول الحسن وقتادة

“Maksudnya, Allah menjadikan manusia terus bergantian di bumi, dan terus Allah jadikan ada penggantinya. Ini tafsiran yang sesuai dengan apa yang ditafsirkan oleh Al Hasan dan Qatadah” (Tafsir Ath Thabari).

Dan Ibnu Katsir juga sebutkan bahwa kata “khalifah” dalam ayat-ayat yang lain juga sama maknanya, di antaranya:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ

“Dialah Allah yang menjadikan kalian sebagai khalifah di muka bumi” (QS. Al An’am: 165).

وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ

“Dan Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di muka bumi” (QS. An Naml: 62).

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ

“Akan akan datang kaum yang lain yang menggantikan mereka … “ (QS. Maryam: 59).

Semua “khalifah” dalam ayat ini maknanya adalah kaum yang bergantian dari masa ke masa dari generasi ke generasi.

Dan Al Qurthubi juga menjelaskan makna yang lain,

وخليفة يكون بمعنى فاعل ، أي يخلف من كان قبله من الملائكة في الأرض ، أو من كان قبله من غير الملائكة على ما روي

“Khalifah terkadang dimaknai sebagai isim fa’il, sehingga maknanya: manusia menggantikan makhluk yang tinggal di bumi sebelumnya, yaitu Malaikat. Atau makhluk lain yang bukan Malaikat, sebagaimana diriwayatkan (dalam riwayat yang lemah)”.

Jadi, sebelumnya bumi ditinggali oleh makhluk lain, kemudian manusia yakhlufu (menggantikan) makhluk tersebut untuk tinggal di bumi. Ini tafsiran sebagian ulama.

Wallahu a’lam.

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending