Terkadang seorang pelajar pemula atau orang yang baru hijrah (baru serius mengamalkan agama) bertanya-tanya, “sebaiknya saya belajar fikih madzhab apa?”.

Saya katakan, tidak perlu terlalu pusing mempertanyakan mau belajar fikih madzhab apa. Yang penting anda cari guru-guru di daerah anda, yang akidah dan manhajnya lurus, akhlaknya baik dan ilmunya mendalam, lalu duduklah bersimpuh di majelisnya.

Ikuti pengajaran dan bimbingan beliau. Madzhab fikihmu adalah madzhab fikih gurumu.

Kenapa demikian?

Kita hidup di zaman dan tempat dimana umumnya kita tidak punya banyak pilihan. Yang menyebarkan ilmu sedikit.

Andaikan anda ingin bersikeras belajar fikih madzhab A misalnya, kalau memang ada guru dari kalangan Ahlusunnah yang mengajarkannya, walhamdulillah.

Tapi jika tidak ada, lalu bagaimana? Apakah ingin nekad belajar kepada ahlul bid’ah demi belajar fikih madzhab A? Muhammad bin Sirin rahimahullah, beliau mengatakan:

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Ilmu ini adalah bagian dari agama kalian, maka perhatikanlah baik-baik dari siapa kalian mengambil ilmu agama” (Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Al Ilal, 1/355).

Selain itu, belajar fikih madzhab itu bukan tujuan, ia sekedar sarana. Tujuannya adalah untuk memahami dalil dan mengamalkan dalil. Sekali lagi, dalil adalah tujuan utamanya.

Jadi, sekali lagi tidak perlu pusing belajar fikih madzhab apa. Bergurulah kepada guru yang Ahlussunnah di sekitar anda, apapun fikih madzhab yang mereka ajarkan.

Semoga Allah ta’ala memberi taufik.