Betapa sering sikap sembrono dan tergesa-gesa dalam menuduh (seorang ahli ilmu), membuat para pemuda terhalangi dari ilmu yang kokoh, terhalangi dari sanad yang tinggi serta dari kebaikan yang besar.
Al A’masy rahimahullah (seorang tabi’in) pernah berkata:
كان أنس بن مالك رضي الله عنه يمر بي طرفي النهار فأقول: لا أسمع منك حديثا، خدمت رسول الله ﷺ ثم جئت إلى الحجاج حتى ولّاك!، قال: ثم ندمت فصرت أروي عن رجل عنه
“Dahulu Anas bin Malik radhiallahu’anhu biasa lewat di depanku di pagi dan sore hari. Namun aku berkata kepadanya: “Wahai Anas, aku tidak mau mendengar hadits darimu. Engkau pernah menjadi pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam namun malah datang kepada Al Hajjaj sampai-sampai Al Hajjaj loyal kepadamu?!”
Al A’masy lalu berkata: aku pun menyesali perkataanku itu, sehingga akhirnya aku pun meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik namun dari orang lain yang mendengar dari beliau”. (Hilyatul Auliya’, 6539).
— Faedah ilmu dari Syaikh Dr. Muhammad bin Ghaits hafizhahullah
Pelajaran:
1. Jangan tergesa-gesa menuduh orang lain hanya bermodalkan prasangka atau sedikit informasi saja.
2. Orang yang dikenal sebagai ulama sunnah, mendakwahkan tauhid dan sunnah, maka jangan bermudah-mudah menuduhnya sesat.
3. Penuntut ilmu jangan sibukkan diri dengan urusan tahdzir-mentahdzir, jangan sibukkan diri dengan perkara si Fulan dan si Allan, karena ini akan membuatnya terhalangi dari banyak ilmu. Fokuskan diri untuk menambah ilmu setiap harinya.






Leave a comment