Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu ia berkata,

قيل: يا رسولَ اللهِ، أيُّ جُلسائِنا خَيرٌ؟ قال: مَن ذكَّرَكم باللهِ رُؤيَتُه، وزادَكم في عِلمِه مَنطِقُه، وذكَّرَ بالآخِرَةِ عَمَلُه

“Ada yang bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, siapa teman duduk yang paling baik? Rasulullah menjawab: Orang yang mengingatkanmu pada Allah ketika melihatnya, menambah ilmumu ketika ia berbicara, dan mengingatkanmu pada akhirat ketika ia beramal”.

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Musnad-nya (2437), Al Kharaithi dalam Makarimul Akhlaq (735), Ibnu Abid Dunya dalam Al Auliya’ (25) dan yang lainnya.

Hadits ini DHA’IF karena terdapat perawi bernama Mubarak bin Hasan yang merupakan perawi yang dha’if. Ini pendapat jumhur ulama. Sebagian ulama seperti Syihabuddin Al Bushiri men-shahihkan hadits ini karena Mubarak bin Hasan di-tsiqah-kan oleh Yahya bin Ma’in.

Terdapat riwayat lain bahwa perkataan ini juga diriwayatkan dari Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalam, tentu saja dengan sanad yang munqathi‘ (terputus) tidak sampai kepada beliau. Diriwayatkan dari Malik bin Mighwal (seorang tabi’in) ia berkata:

بَلَغَنَا أَنَّ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَالَ: «يَا مَعْشَرَ الْحَوَارِيِّينَ، تَحَبَّبُوا إِلَى اللهِ ببُغْضِكُمْ أَهْلَ الْمَعَاصِي، وَتَقَرَّبُوا إِلَيْهِ بِمَا يُبَاعِدُكُمْ مِنْهُمْ، وَالْتَمِسُوا رِضَاهُ بسَخَطِهِمْ» – قَالَ: لا أَدْرِي بِأَيَّتِهِنَّ بَدَأَ -، قَالُوا: يَا رُوحَ اللهِ، فَمَنْ نُجَالِسُ؟، قَالَ: «جَالِسُوا مَنْ يُذَكِّرُكُمْ بِاللهِ رُؤْيَتُهُ، وَمَنْ يَزِيدُ فِي عِلْمِكُمْ مَنْطِقُهُ، وَمَنْ يُرَغِّبُ فِي الآخِرَةِ عَمَلُهُ»

“Telah sampai kepada kami bahwa Isa bin Maryam berkata: Wahai para Hawariyun, hendaknya kalian saling mencintai karena Allah karena kalian benci kepada ahli maksiat. Mendekatlah kepada Allah ketika kalian menjauhi apa yang dilarang Allah. Carilah ridha Allah dengan membenci ahli maksiat“.

Kemudian ada yang bertanya kepada Nabi Isa: Wahai ruh Allah, dengan siapa kami hendaknya bermajelis? Beliau menjawab: bermajlislah dengan orang yang mengingatkanmu pada Allah ketika melihatnya, menambah ilmumu ketika ia berbicara, dan memotivasimu pada akhirat ketika ia beramal“.

(Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam kitab Az Zuhd [355]).

‘Ala kulli haal, walaupun riwayat ini dha’if, namun maknanya benar. Karena sesuai dengan dalil-dalil lain yang shahih tentang memilih teman duduk yang baik. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

الرَّجُلُ علَى دينِ خليلِهِ فلينظُر أحدُكُم من يخالِلُ

“Seseorang itu sesuai dengan keadaan agama khalil (teman dekat) nya. Maka hendaknya ia memperhatikan siapa teman dekatnya” (HR. Abu Daud no. 4833, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.3545).

Asy Syaukani dalam Tafsir-nya (Fathul Qadir) menyebutkan hadits Ibnu Abbas di atas ketika menafsirkan ayat tentang wali Allah:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)

“Ketahuilah bahwa para wali Allah itu tidak ada rasa takut bagi mereka dan mereka tidak bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa” (QS. Yunus : 62 – 63).

Sehingga yang dimaksud “orang yang mengingatkan pada Allah ketika melihat dirinya” adalah para wali Allah, yaitu orang-orang yang beriman atau berakidah dengan benar dan bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Al Munawi menjelaskan hadits di atas:

لما علاه من النور والبهاء ( وزاد في علمكم منطقه ) لكونه حسن النية مخلص الطوية عاملا بعلمه قاصد بالتعليم وجه ربه فمن نفعك لحظة نفعك لفظة ومن لم ينفع لحظة لا ينفع لفظة ( وذكركم الآخرة عمله ) الصالح فان الرجل إذا نظر الى رجل من أهل الله تعالى في تصرفه في مورده ومصدر دخوله وخلوته وكلامه وسكونه تذكر الآخرة

“[mengingatkanmu pada Allah ketika melihatnya] yang demikian karena orang tersebut diberi cahaya, [menambah ilmumu ketika ia berbicara] karena orang tersebut punya niat yang tulus dan ikhlas serta mengamalkan ilmunya. Dan ia ikhlas mengharap wajah Allah semata ingin memberikan ilmu kepada orang lain. Sehingga bergaul dengannya sekejap saja akan memberimu manfaat walau sedikit. Bergaul dengan orang yang tidak demikian sebentar saja, tidak akan memberimu manfaat walau sedikit. [dan mengingatkanmu pada akhirat ketika ia beramal shalih] karena seseorang ketika ia melihat kepada wali Allah, dalam muamalahnya, ibadahnya, ilmunya, khulwah-nya, perkataannya, diamnya, semua itu akan mengingatkan pada akhirat” (At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shaghir, 1/1074).

Kesimpulannya, jika ada temanmu yang sekedar melihatnya saja sudah mengingatkan akan akhirat dan membuatmu introspeksi diri atas kekurangan-kekuranganmu, peganglah erat-erat orang tersebut sebagai teman terbaik!

Wallahu a’lam.

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending