Dari beberapa fatwa ulama yang membahas hukum meditasi, fatwa Syaikh Khalid Abdul Mun’im ar-Rifa’i ini yang paling lengkap. Silakan disimak dengan baik.

Pertanyaan:

Assalamualaikum, saya punya pertanyaan tentang hukum meditasi atau yang dalam bahasa Inggris disebut “Meditation” atau “Mindfulness Meditation,” yaitu dengan mengosongkan pikiran dan berusaha memperpanjang durasi hal ini secara bertahap. Ini saat ini populer di Barat dan mereka melakukannya sebagai latihan mental tanpa ada keyakinan agama. Ilmu pengetahuan telah membuktikan banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pikiran, seperti meningkatkan kemampuan konsentrasi, membantu mengurangi kecemasan dan stres, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kualitas tidur, mengatasi kecanduan, serta banyak manfaat lain yang sudah terbukti secara ilmiah. Bahkan, tentara di beberapa negara melakukan beberapa latihan meditasi untuk menenangkan diri dan menghilangkan kecemasan. Latihan-latihan ini didasarkan pada memfokuskan pikiran pada satu ide tertentu seperti pernapasan atau mengamati tindakan tubuh dan aktivitas mentalnya. Masalahnya adalah bahwa asal usul latihan ini adalah dari agama Buddha dan Hindu. Jadi, apakah boleh melakukannya setelah ilmu pengetahuan membuktikan manfaatnya tanpa ada keyakinan agama, dengan catatan bahwa ini tidak melibatkan ibadah atau sujud kepada matahari dan sebagainya seperti yoga, atau apakah melakukannya dianggap menyerupai orang kafir? Syukran.

Syaikh Khalid Abdul Mun’im ar-Rifa’i hafizhahullah menjawab:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصَحْبِه ومَن والاه، أمَّا بعدُ

Segala puji bagi Allah, salawat dan salam semoga terlimpah atas Rasul-Nya, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya. Amma ba’du.

فلو كان الأمر كما ذكر الأخ السائل لكان الحكم هو الإباحة؛ لأن حكم التأمل كحكم التفكر ولا فرق، غير أن المشكلة تكمن في أن التأمل والتفكر هو طقس ديني وثني ولكن على صفة خاصة وفي أوقات وهيئات معينة، فهو عند الهندوس وغيرهم ليس مجرد رياضة فكرية وإنما هي جزء من عبادة شائعة ومنتشرة عندهم، مثل اليوجا التي هي نوع من العبادة الوثنية التي لا يجوز للمسلم أن يقدم عليها بحال.

Jika duduk perkaranya seperti yang disebutkan oleh penanya, maka hukum meditasi adalah boleh. Karena hukum meditasi sama seperti hukum berpikir secara mendalam (tafakkur) dan tidak ada perbedaan antara keduanya. Namun, masalahnya ada pada bahwa meditasi adalah ritual agama kaum pagan, tetapi biasanya disertai dengan tata cara tertentu dan dilakukan pada waktu serta posisi tertentu. Sebagaimana pada penganut agama Hindu dan lainnya, meditasi bukan sekadar latihan pikiran, melainkan bagian dari ibadah yang umum dan dikenal di antara mereka. Seperti juga yoga yang merupakan bentuk ibadah kaum pagan yang tidak boleh dilakukan sama sekali oleh seorang Muslim dalam keadaan apa pun.

ولكن لا يخفى أن الأمر فيهما لا يقتصر على التفكر أو عمل التمرينات دون توجه إلى الشمس، ونطق عبارات خاصة، وأوضاع عشرة معروفة عندهم.

Namun, jelas bahwa meditasi dan yoga yang mereka lakukan tidak hanya terbatas pada mengosongkan pikiran saja atau melakukan latihan fisik saja. Namun disertai kewajiban mengarah ke arah matahari, melafalkan kalimat tertentu, dan posisi-posisi tertentu yang dikenal oleh mereka.

فعلى فرض أن تلك الطقوس الكفرية يمكن تجريدها من صور الشرك، من الكلمات الوثنية، والهيئات الخاصة كالتوجه للشمس، والانحناء والتحية، إلى غير ذلك-: فإنها حينئذ لم تعد اليوجا المعروفة، ولا العبادات التأملية عند الهندوس وغيرهم.

Jika diasumsikan bahwa praktek meditasi dan yoga tersebut bisa dipisahkan dari unsur-unsur syiriknya, ucapan-ucapan syirik kaum pagan, dan posisi-posisi tertentu seperti menghadap matahari, membungkuk, dan memberi salam, maka itu bukan lagi meditasi dan yoga atau meditasi yang dikenal di kalangan Hindu dan lainnya.

 ويشترط مخالفة أي أوضاع أو ترتيب يفعله المشركون؛ منعاً للمشابهة، وكذلك يجب ألا يلتزم بالأوقات التي يفعلها فيها الهندوس كوقت شروق الشمس؛ سدًا للذريعة.

Sehingga syarat bolehnya adalah harus menyelisihi segala tata cara atau urutan yang dilakukan oleh kaum musyrikin agar tidak ada keserupaan, serta tidak boleh mengikuti waktu-waktu yang dilakukan oleh kaum Hindu, seperti saat matahari terbit. Untuk menutup celah terhadap pintu-pintu kesyirikan.

ومن تأمل سنة النبي صلى الله عليه وسلم علم أنه يمكن تصفية ذلك التأمل من موضوعه الشركي، إلى تفكير وتأمل مباح؛ ففي صحيح البخاري عن ابن عمر رضي الله عنهما، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إذا طلع حاجب الشمس فدعوا الصلاة حتى تبرز، وإذا غاب حاجب الشمس فدعوا الصلاة حتى تغيب”، وفيه: “ولا تحينوا بصلاتكم طلوع الشمس ولا غروبها، فإنها تطلع بين قرني شيطان، أو الشيطان”، وفي الصحيح عن عمرو بن عبسة أنه قال: يا نبي الله أخبرني عن الصلاة قال: “صل صلاة الصبح، ثم أقصر عن الصلاة حتى تطلع الشمس حتى ترتفع؛ فإنها تطلع حين تطلع بين قرني شيطان، وحينئذ يسجد لها الكفار”، فنهى النبي عن الصلاة في ذلك الوقت؛ لأنه وقت سجود الكفار للشمس.

Barang siapa yang merenungkan sunnah Nabi ﷺ, ia akan mengetahui bahwa meditasi tersebut jika dapat dipisahkan dari unsur-unsur syiriknya, maka ia menjadi tafakkur dan meditasi yang diperbolehkan. Dalam Shahih al-Bukhari dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda: “Jika terbit sebagian matahari, maka tinggalkanlah shalat sampai benar-benar terbit, dan jika tenggelam sebagian matahari, maka tinggalkanlah shalat sampai benar-benar tenggelam.”

Dan dalam hadits lainnya disebutkan: “Jangan kalian shalat kalian pada waktu matahari terbit atau tenggelam, karena saat itu ia terbit di antara dua tanduk setan, atau setan”.

Dan dalam hadits sahih dari Amr bin ‘Abasah, dia berkata: “Wahai Nabi Allah, kabarkan kepadaku tentang shalat,” beliau bersabda: “Shalatlah shalat Subuh, kemudian berhentilah dari shalat sampai matahari terbit tinggi, karena saat itu ia terbit di antara dua tanduk setan, dan saat itu orang-orang kafir bersujud kepadanya”.

Maka Nabi ﷺ melarang shalat pada waktu tersebut karena itu adalah waktu sujud orang-orang kafir kepada matahari.

فسدّ الذريعة إلى الشرك وإبعاد المسلمين عن التشبه بالمشركين أصل عظيم من أصول الدين؛ كما روى أحمد وأبو داود عن ثابت بن الضحاك، قال: نذر رجل على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم أن ينحر إبلاً ببوانة، فأتى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: إني نذرت أن أنحر إبلاً ببوانة، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: “هل كان فيها وثن من أوثان الجاهلية يعبد؟” قالوا: لا، قال: “هل كان فيها عيد من أعيادهم؟”، قالوا: لا، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “أوف بنذرك، فإنه لا وفاء لنذر في معصية الله، ولا فيما لا يملك ابن آدم”، فأمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بالوفاء عند الخلو من الصفة المانعة للنذر الجائز مع فقدها، ونهى عن الوفاء به مع وجودها.

Menutup celah kepada kemusyrikan dan menjauhkan umat Islam dari menyerupai kaum musyrikin adalah salah satu prinsip agung dalam agama.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Tsabit bin Adh-Dhahak, beliau berkata: “Seorang pria bernazar di zaman Rasulullah ﷺ untuk menyembelih unta di Buwanah. Maka ia datang kepada Nabi ﷺ dan berkata: ‘Saya telah bernazar untuk menyembelih unta di Buwanah.’ Nabi ﷺ bertanya: ‘Apakah di sana ada berhala dari berhala-berhala jahiliyah yang disembah?’ Mereka menjawab: ‘Tidak.’ Beliau bertanya lagi: ‘Apakah di sana ada salah satu perayaan dari perayaan mereka?’ Mereka menjawab: ‘Tidak.’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Penuhilah nazarmu, karena tidak ada pemenuhan nazar dalam maksiat kepada Allah, dan tidak dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam.’”

Maka Rasulullah ﷺ memerintahkan pemenuhan nazar apabila tidak ada unsur-unsur yang mencegahnya, dan melarangnya jika unsur-unsur tersebut ada.

إذا تقرر هذا؛ فيجوز التأمل بالصورة المذكورة بشرط أن يعرى عن أي مظهر أو صفة أو كلمة من كلام الهندوس،، والله اعلم.

Dengan demikian, meditasi dalam bentuk yang disebutkan di atas diperbolehkan dengan syarat tidak mengandung unsur atau bentuk apa pun, atau kata-kata yang berasal dari ajaran agama Hindu. Wallahu a’lam.

(Fatawa Thariqul Islam, no.77101).

Tambahan dari penerjemah:

Fatwa di atas membahas boleh-tidaknya meditasi. Dan banyak fatwa ulama yang mengatakan bahwa meditasi dengan cara mengosongkan pikiran, jika tidak ada unsur keserupaan dengan ritual agama pagan, maka dibolehkan. Sekedar mubah saja, bukan dianjurkan.

Namun, tentu yang lebih utama dan lebih dianjurkan daripada mengosongkan pikiran adalah mengisi pikiran dengan dzikir kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah, dengan berzikir kepada Allah, hati akan tenang” (QS. Ar Ra’du: 28).

Berdzikir itu akan menghidupkan hati. Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَثَلُ الذي يَذْكُرُ رَبَّهُ والذي لا يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ

“Permisalan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dengan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati” (HR. Al Bukhari no. 6407).

Dalam riwayat Muslim:

مَثَلُ البَيْتِ الذي يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ، والْبَيْتِ الذي لا يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ، مَثَلُ الحَيِّ والْمَيِّتِ

“Permisalan rumah yang di dalamnya terdapat dzikir kepada Allah dengan rumah yang tidak ada dzikir di dalamnya, seperti orang yang hidup dan orang yang mati” (HR. Muslim no. 779).

Dan bentuk-bentuk dzikir di antaranya adalah dengan membaca Al Qur’an, mengucapkan kalimat thayibah (seperti subhanallah, alhamdlillah, allahu akbar), berdoa, menuntut ilmu syar’i, dan semisalnya.

Wallahu a’lam.

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending