Yang disebut sebagai da’i Ahlussunnah tentunya mengajak kepada sunnah dan memerangi bid’ah. Itulah syi’ar Ahlussunnah. Abul Muzhaffar As Sam’ani (wafat 489H) rahimahullah mengatakan:
شعار أهل السّنة اتباعهم السّلف الصَّالح وتركهم كل مَا هُوَ مُبْتَدع مُحدث
“Syi’ar Ahlussunnah adalah (mengajak) mengikuti Salafus Shalih, dan meninggalkan semua (perkara agama) yang diada-adakan dan bid’ah” (Al Intishar li Ash-habil Hadits, 1/31).
Syiar Ahlussunnah juga mengajak bersatu di atas sunnah Nabi, bukan bersatu di atas bid’ah dan penyimpangan.
Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda tentang golongan yang selamat:
ما أنا عليه وأصحابي
“Orang-orang yang mengikuti sunnah-ku dan sunnah para sahabatku” (HR. Tirmidzi no. 2641. Dalam Takhrij Al Ihya (3/284) Al’Iraqi berkata: “Semua sanadnya jayyid”).
Maka Ahlussunnah bersatu di atas sunnah walaupun sedikit orangnya atau bahkan sendirian. Inilah persatuan yang hakiki. Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu mengatakan:
الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك
“Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri” (Dinukil dari Ighatsatul Lahfan Min Mashayid Asy Syaithan, 1/70).
Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dapat dikenal dengan dua indikator umum:
1. Ahlus Sunnah berpegang teguh terhadap sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, berbeda dengan golongan lain yang beragama dengan berdasar pada akal, perasaan, hawa nafsu, taqlid buta atau ikut-ikutan saja.
2. Ahlus Sunnah mencintai Al Jama’ah, yaitu persatuan ummat di atas kebenaran serta membenci perpecahan dan semangat kekelompokan (hizbiyyah). Berbeda dengan golongan lain yang gemar berkelompok-kelompok, membawa bendera-bendera hizbiyyah dan bangga dengan label-label kelompoknya.
(Min Ushuli Aqidati Ahlissunnah Wal Jama’ah, hal. 14-15)
Walhamdulillah, ketika ada da’i yang mengaku da’i sunnah namun mengatakan:
“bid’ah tidak apa-apa yang penting baik”
“bid’ah tidak apa-apa yang penting bersatu”
Semakin terang siapa yang mengajak kepada sunnah Nabi dan persatuan hakiki, dan siapa yang mengajak pada kebid’ahan dan hizbiyyah.
Semoga Allah ta’ala memberikan taufik.






Leave a comment