Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berada di gua Hira’ sebelum mendapatkan wahyu pertama bukan bersemedi atau bertapa, namun ber-tahannuts (التحنث).
Dalam hadits riwayat Al Bukhari disebutkan:
ثُمَّ حُبِّبَ إلَيْهِ الخَلاءُ، وكانَ يَخْلُو بغارِ حِراءٍ فَيَتَحَنَّثُ فيه
“Kemudian Allah ta’ala membuat Nabi suka untuk menyendiri dan beliau pun menyendiri di gua Hira’ untuk ber-tahannuts di sana” (HR. Al Bukhari no.3).
Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan dalam Fathul Bari :
فيتحنث هي بمعنى: يتحنف، أي يتبع الحنفية، وهي دين إبراهيم عليه السلام
“Ber-tahannuts artinya tahannuf, yaitu mengikuti Hanifiyah, agamanya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam”.
Beliau juga mengatakan:
وقد وقع في رواية ابن هشام في السيرة «يتحنف» بالفاء أو التحنث إلقاء الحنث وهو الإثم
“Terdapat dalam riwayat Ibnu Hisyam dalam kitab as-Sirah, bahwa Nabi ketika itu ber-tahannuf dengan huruf fa’ atau tahannuts, yang artinya menghilangkan al-hintsu yaitu dosa” (Fathul Bari, 1/71).
Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di gua Hira’ memperbanyak ibadah sesuai dengan syariat Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, atau beliau banyak berdoa kepada Allah untuk meminta ampunan dari dosa.
Sehingga di gua Hira’, beliau bukan semedi, bertapa, atau meditasi sebagaimana sangkaan sebagian orang.
Wallahu a’lam.






Leave a comment