Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma mengatakan:
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً
“Setiap bid’ah itu sesat walaupun manusia menganggapnya baik”
[Diriwayatkan oleh Al Lalikai dalam I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah (1/92), dishahihkan oleh Al Albani dalam Ahkamil Jana’iz (hal.200)].
Perkataan beliau adalah bantahan telak bagi yang mengatakan adanya bid’ah hasanah. Karena sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “Setiap perkara baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat”, ini dipahami oleh para sahabat Nabi sebagaimana apa adanya. Yaitu bahwa semua bid’ah adalah kesesatan tanpa kecuali. Sehingga tidak ada bid’ah yang hasanah (baik).
Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah menjelaskan:
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah mensifati kebid’ahan dengan mengatakan bahwa semua kebid’ahan adalah kesesatan. Maka tidak ada sedikit pun bagian dari kebid’ahan yang baik. Berdasarkan keumuman sabda beliau: “Semua kebid’ahan adalah kesesatan”. Dan diriwayatkan dari Muhammad bin Nashr Al Maruzi dalam kitab As Sunnah dengan sanad yang shahih, dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma bahwasanya beliau berkata: “Setiap kebid’ahan adalah kesesatan, walaupun manusia menganggapnya baik”.
Asy Syathibi dalam kitab Al I’tisham menyebutkan riwayat dari Ibnul Majisyun bahwa ia berkata: Aku pernah mendengar Imam Malik mengatakan: “Siapa yang membuat kebid’ahan dalam Islam yang ia anggap baik, maka sama saja ia menganggap bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam telah mengkhianati risalah. Karena Allah ta’ala telah berfirman (yang artinya) “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian”. Maka apa yang pada hari itu bukan bagian bagian dari agama, hari ini pun perkara tersebut bukan bagian dari agama””
(Fathul Qawiyyil Matin, hal. 98).
Wallahu a’lam.






Leave a comment