Pertanyaan:

Jika saya berniat menjamak shalat zhuhur dengan shalat ashar di waktu ashar, apakah di waktu ashar boleh saya mengerjakan shalat ashar terlebih dahulu baru shalat zhuhur? Karena shalat ashar itu adalah shalat yang sesuai dengan waktunya. Ataukah harus shalat zhuhur terlebih dahulu?

Jawab:

Salah satu syarat sah dalam menjamak shalat adalah at-tartib, yaitu wajib dilakukan secara berurutan sesuai dengan urutan shalat. Shalat Zhuhur harus dilakukan lebih dahulu dari shalat Ashar. Demikian juga shalat Maghrib harus dilakukan lebih dahulu dari shalat Isya. Ini adalah pendapat jumhur ulama.

Di antara dalil yang disebutkan pada ulama adalah hadits dari Habib bin Abi Siba’ radhiallahu’anhu

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ عامَ الأحزابِ صلَّى المغربَ فلما فرغ قال: هل علِم أحدٌ منكم أني صلَّيتُ العصرَ؟ قالوا: لا يا رسولَ اللهِ! ما صلَّيتَها فأمر المؤذنَ فأقام الصلاةَ فصلَّى العصرَ ثم أعاد المغربَ

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika Perang Ahzab pernah shalat Maghrib. Ketika beliau selesai, beliau bertanya:“Apakah ada di antara kalian yang tahu bahwa aku telah salat Ashar?” Mereka menjawab:“Tidak, wahai Rasulullah! Engkau belum melakukannya”. Maka beliau memerintahkan muadzin untuk iqamah, lalu beliau salat Ashar, kemudian mengulangi salat Maghrib”” (HR. Ahmad no.16975, Ath Thabarani dalam Mu’jam Al Kabir no.3542).

Namun hadits ini adalah hadits yang lemah. Dilemahkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid (6/408), Ibnu Rajab dalam Fathul Bari (3/372), dan Al Albani dalam Irwaul Ghalil (261). 

Namun terdapat hadits lain dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, beliau berkata,

إنَّ المشرِكينَ شغَلوا النَّبيَّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ عن أربعِ صلَواتٍ يومَ الخندقِ فأمرَ بلالًا فأذَّنَ ثمَّ أقامَ فصلَّى الظُّهرَ ثمَّ أقامَ فصلَّى العصرَ ثمَّ أقامَ فصلَّى المغربَ، ثمَّ أقامَ فصلَّى العِشاءَ

“Sesungguhnya kaum musyrikin telah menyibukkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sehingga tidak sempat melaksanakan empat salat pada hari perang Khandaq(Perang Ahzab). Maka beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan, kemudian iqamah, lalu beliau salat Zhuhur. Kemudian iqamah lalu salat Ashar. Kemudian iqamah lalu salat Maghrib. Kemudian iqamah lalu salat Isya’” (HR. At Tirmidzi no.179, An Nasa’i no.662, dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i no.661).

Dalam hadits ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengerjakan shalat-shalat yang terlewat secara berurutan. Ibnu Qudamah rahimahullah menjelaskan:

وجملة ذلك أن الترتيب واجب في قضاء الفوائت نص عليه في مواضع….. وقد روى عن ابن عمر رضي الله عنه ما يدل على وجوب الترتيب، ونحوه عن النخعي والزهري وربيعة ويحيى الأنصاري ومالك والليث وأبي حنيفة وإسحاق

“Kesimpulannya, bahwa at-tartib (berurutan) itu wajib dalam mengqadha shalat-shalat yang terlewat. Dan hal ini dinyatakan secara tegas dalam beberapa dalil …. terdapat riwayat dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma yang menunjukkan wajibnya tertib, demikian pula riwayat dari An-Nakha’i, Az-Zuhri, Rabi’ah, Yahya Al-Anshari, Malik, Al-Laits, Abu Hanifah, dan Ishaq” (Al Mughni, 1/676).

Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta’ menjelaskan:

يجب في حال الجمع الترتيب ، بحيث يصلي الظهر أولاً ثم يصلي العصر ، ويصلي المغرب أولاً ثم يصلي العشاء ، سواء كان جمعه جمع تقديم أو تأخير

“Wajib ketika menjamak shalat untuk menjaga urutan shalat. Yaitu dengan shalat Zhuhur harus dilakukan terlebih dahulu sebelum shalat Ashar. Dan shalat Maghrib harus dilakukan terlebih dahulu sebelum shalat Isya. Baik jamak taqdim maupun jamak ta’khir” (Fatawa Al Lajnah, 8/139).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga rahimahullah menjelaskan:

الواجب عليك الترتيب أن تصلي الظهر، ثم العصر، وإذا وصلت البلد، بلدك؛ تصليها تمامًا أربعًا، الظهر أربعًا، والعصر أربعًا، ولو أن الوقت دخل عليك، وأنت في السفر، إذا أخرتها حتى وصلت بلدك؛ فإنك تصليها الظهر أربعًا، ثم تصلي العصر أربعًا

“Yang wajib bagi anda adalah menjaga urutan shalat. Yaitu shalat Zuhur terlebih dahulu, kemudian shalat Ashar. Dan jika anda telah sampai di neger anda, maka anda harus shalat dengan rakaat yang sempurna, masing-masing empat rakaat, Zhuhur empat rakaat, dan Ashar empat rakaat. Andaikan ketika masuk waktu shalat anda masih dalam perjalanan, dan anda menundanya hingga tiba di negeri anda, maka anda tetap salat Zhuhur empat rakaat terlebih dahulu, baru kemudian Ashar empat rakaat” (Nurun ‘alad Darbi, 459/3).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan:

مثال ذلك : رجل كان ناوياً جمع تأخير ، ثم دخل المسجد ووجد ناساً يصلّون العشاء فدخل معهم بنية العشاء ، ولما انتهى من العشاء صلّى المغرب ، نقول : صلاة العشاء لا تصح ؛ لأنه قدمها على المغرب ، والترتيب شرط فيصلّي العشاء مرة ثانية والمغرب صحيحة . ومعنى قولنا : لا تصح ، أي : لا تصح فرضاً تبرأ به الذمة ، ولكنها تكون نفلاً يثاب عليه

“Contohnya, jika seseorang berniat untuk menjamak dengan jamak ta’khir, lalu ia masuk masjid dan mendapati orang-orang sedang shalat Isya berjamaah. Lalu ia ikut shalat bersama mereka dengan niat shalat Isya. Setelah selesai shalat Isya selesai, baru kemudian shalat Maghrib. Maka kami katakan: shalat Isya-nya tidak sah. Karena ia mendahulukan shalat Isya daripada shalat Maghrib. Padahal at-tartib (berurutan) adalah syarat sah menjamak shalat. Maka ia harus mengulangi lagi shalat Isya-nya. Adapun salat Maghribnya sah. Dan maksud dari ucapan kami ‘tidak sah’ adalah tidak sah sebagai salat fardhu yang menggugurkan kewajiban. Tetapi dianggap sebagai shalat sunnah yang tetap mendapat pahala” (Asy Syarhul Mumthi’, 4/401-402).

Wallahu a’lam.

Fawaid Kangaswad | https://lynk.id/kangaswad

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending