Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:
كَانَ بَعْضُ النَّاسِ يُنَاظِرُ ابْنَ عَبَّاسٍ فِي الْمُتْعَةِ فَقَالَ لَهُ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: ” يُوشِكُ أَنْ تَنْزِلَ عَلَيْكُمْ حِجَارَةٌ مِنْ السَّمَاءِ! أَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقُولُونَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ؟
“Dahulu sebagian orang berdiskusi dengan Ibnu Abbas tentang hukum mut‘ah, ketika berdiskusi, sebagian orang itu berkata kepadanya: “Abu Bakar dan Umar berkata demikian dan demikian)”. Maka Ibnu Abbas berkata: ‘Hampir-hampir saja kalian dihujani batu dari langit! Karena aku mengatakan: Rasulullah ئShallallahu’alaihi Wasallam bersabda in dan itu, namun kalian malah mengatakan: Abu Bakar dan Umar berkata ini dan itu?’” (Majmu’ Al Fatawa, 20/ 215).
Diriwayatkan bahwa al-Harits bin Hauth al-Laitsi berdiri mendatangi Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu saat Ali berada di atas mimbar. al-Harits berkata:
أتظُنُّ أنَّا نَظُنُّ أنَّ طَلحةَ والزُّبَيرَ كانا على ضلالٍ؟ قال: يا حارِ ، إنَّه ملبوسٌ عليك! إنَّ الحَقَّ لا يُعرَفُ بالرِّجالِ، فاعرِفِ الحَقَّ تَعرِفْ أهلَه
“Wahai Ali, apakah engkau mengira bahwa Thalhah dan az-Zubair berada dalam kesesatan?”. Ali menjawab: “Wahai Harits, sesungguhnya pemahamanmu rancu! Kebenaran itu tidak dikenali dengan person tertentu. Namun kenalilah kebenaran, niscaya engkau akan mengenal siapa saja yang berada di atas kebenaran” (Talbisul Iblis, hal.74).
Kalau pendapat Abu Bakar, Umar, Thalhah dan az-Zubair saja tidak layak didahulukan ketika berhadapan dengan dalil, padahal mereka adalah para sahabat yang mulia, maka bagaimana lagi mendahulukan orang-orang di bawah derajat mereka?
Fawaid Kangaswad | https://lynk.id/kangaswad






Leave a comment