Yaitu pesan broadcast yang mengimbau orang-orang agar kembali ke masjid walaupun ada penyakit menular. Yang di dalamnya membawakan hadits-hadits sebagai berikut:

Hadits pertama:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأرْضِ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ.

“Sesungguhnya apabila Allah ta’ala menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang-orang yang meramaikan masjid”

Penilaian ulama:

  • Al Albani mengatakan: “hadits mungkar” (Silsilah Adh Dha’ifah, no. 7080).
  • Ibnu Adi mengatakan bahwa hadits ini dhaif (Al Kamil fid Dhu’afa, 4/205).

Hadits kedua:

إِذا أرَادَ الله بِقَوْمٍ عاهةً نَظَرَ إِلَى أهْلِ المَساجِدِ فَصَرَفَ عَنْهُمْ

“Apabila Allah menghendaki penyakit pada suatu kaum, maka Allah melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari mereka”.

Penilaian ulama:

  • Al Albani mengatakan: “dhaif” (Dha’if Al Jami, no. 345).
  • As Suyuthi mengatakan: “dhaif” (Al Jami’ Ash Shaghir, no. 400).

Hadits ketiga:

يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ” إِنِّي لَأَهُمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي والْمُتَحَابِّينَ فِيَّ والْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَنْهُمْ ”

“Allah عز وجل berfirman: “Sesungguhnya Aku bermaksud menurunkan azab kepada penduduk bumi, maka apabila Aku melihat orang-orang yang meramaikan rumah-rumah-Ku, yang saling mencintai karena Aku, dan orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sahur, maka Aku jauhkan azab itu dari mereka”

Penilaian ulama:

  • Al Albani mengatakan: “dhaif jiddan” (Silsilah Adh Dha’ifah, no. 7102).
  • Ibnu Adi mengatakan: “mungkar” (Al Kamil fid Dhu’afa, 5/94).

Hadits keempat:

إذا عاهةٌ من السماءِ أُنزِلتْ صُرِفتْ عن عُمَّارِ المساجِدِ

“Apabila penyakit diturunkan dari langit, maka dijauhkan dari orang-orang yang meramaikan masjid”

Penilaian ulama:

  • Al Albani: “dhaif” (Dhaif Al Jami’, no. 593), mungkar (Silsilah Adh Dha’ifah, no.2449).
  • Ibnu Adi menjelaskan dhaif-nya hadits ini (Al Kamil fid Dhu’afa, 4/205).

Hadits kelima:

Perkataan Asy Sya’bi (seorang tabi’in), maka ini bukan hadits.

كَانُوا إِذَا فَرَغُوا مِنْ شَيْءٍ أَتَوُا الْمَسَاجِدَ

Diterjemahkan: “Mereka (para sahabat) apabila ketakutan tentang sesuatu, maka mendatangi masjid”.

Yang tepat “faroghu” di sini maknanya bukan “ketakutan” namun “kekurangan” atau “butuh sesuatu”. Maka tidak ada pendalilan dari atsar ini.

Maka kesimpulannya: hadits-hadits di atas tidak bisa menjadi hujjah.

Apalagi bertentangan dengan hadits-hadits yang shahih:

‘Aisyah radhiallahu’anha berkata:

أن رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قال في مرَضِه : ( مُروا أبا بكرٍ يصلِّي بالناسِ )

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika sakit beliau bersabda: perintahkan Abu Bakar untuk shalat (mengimami) orang-orang” (HR. Bukhari no. 7303).

Menunjukkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika sakit berat, beliau tidak ke masjid.

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan:

لقد رَأيتُنا وما يتخلَّفُ عن الصَّلاةِ إلا منافقٌ قد عُلِمَ نفاقُهُ أو مريضٌ

“Aku melihat bahwa kami (para sahabat) memandang orang yang tidak shalat berjama’ah sebagai orang munafik, atau sedang sakit” (HR. Muslim no. 654).

Menunjukkan orang yang sakit diberi udzur untuk tidak ke masjid.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

فِرَّ مِنَ الْمَجْذُومِ فِرَارَكَ مِنَ الْأَسَدِ

“Larilah dari orang yang terkena kusta, sebagaimana engkau lari dari singa” (HR Ahmad no.9722, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah As-Shahihah no.783).

Menunjukkan bahwa boleh berusaha menghindarkan diri dari penyakit menular. Bahkan ini perintah Nabi. Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

لاَ تُورِدُوا المُمْرِضَ عَلَى المُصِحِّ

“Janganlah mengumpulkan unta yang sakit dengan unta yang sehat” (HR. Bukhari no.5774, Muslim no.2221)

Maka para pembaca sekalian, di masa huru-hara virus corona ini wajib selektif dalam menerima info dan juga ilmu agama.

Semoga Allah memberi taufik.

Umroh Keluarga Bahagia Di Awal Ramadhan Bersama Ustadz Yulian Purnama

Program “Umroh Keluarga Bahagia” adalah program umroh yang dirancang untuk jamaah yang berumrah bersama keluarga beserta anak-anaknya. Kami siapkan acara-acara menarik selama perjalanan di tanah suci.Hotel sangat dekat dengan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi, free kereta cepat Madinah-Makkah, bersama Batik Travel di bulan Februari 2026. Dibimbing oleh Ustadz Yulian Purnama –hafizhahullah

Paket 9 Hari, berangkat: 16 Februari 2026

📲 Tanya-tanya dulu juga boleh! 

2 responses to “Bantahan Terhadap Broadcast “BERLINDUNG KE MASJID””

  1. Dimas Abu Abdurrahman Avatar
    Dimas Abu Abdurrahman

    بسم الله

    Mau tanya seputar hadits, misal contoh seperti artikel:

    https://kangaswad.wordpress.com/2020/03/18/bantahan-terhadap-broadcast-berlindung-ke-masjid/

    Apakah bisa dikatakan karena ada beberapa hadits dha’if yg serupa maka menjadi syahid bagi hadits lainnya, dan naik menjadi hasan lighairihi?
    Syukron ilmunya ya ustadz…

    1. Naiknya derajat hadits karena banyaknya jalan itu ada kaidah-kaidahnya. Untuk kasus di atas tidak bisa saling menguatkan karena hadits-haditsnya berbeda dan hadits yang semakna pun riwayatnya mungkar atau dhaif jiddan, tidak bisa menguatkan. Wallahu a’lam.

Leave a reply to Dimas Abu Abdurrahman Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Fawaid Kangaswad adalah platform dakwah sunnah melalui website fawaidkangaswad.id dan beberapa kanal di media sosial seperti whatsapp, telegram, instagram dan twitter.

Fawaid Kangaswad juga mengelola Ma’had Fawaid Kangaswad, yaitu program belajar Islam berbasis kitab kuning karya para ulama Ahlussunnah, melalui media grup Whatsapp.

Fawaid Kangaswad juga menyebarkan buku-buku serta e-book bermanfaat secara gratis.

Dukung operasional kami melalui:

https://trakteer.id/kangaswad
(transfer bank, QRIS, OVO, Gopay, ShopeePay, Dana, LinkAja, dll)

Atau melalui:

Bank Mandiri 1370023156371 a/n Yulian Purnama

Semoga menjadi pahala jariyah.

Trending